Labels

Breaking News

Guru Honorer Terpojok: Utang Ditagih di Hadapan Murid

   


KEDIRI,   rekamjejaksite   – Seorang guru honorer di Kediri berinisial ZNE menjadi korban dugaan intimidasi dan tindakan penagihan yang tidak manusiawi oleh dua petugas dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kediri, yang diketahui bernama Pak Kodim dan Pak Jaya. Aksi penagihan ini tidak hanya mengganggu proses kegiatan belajar mengajar (KBM), tetapi juga menimbulkan dampak psikologis yang serius bagi keluarga korban serta kerugian materiil.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu, 23 Juli 2025, saat dua petugas penagih mendatangi sekolah tempat Z mengajar. Mereka menagih utang secara terbuka di tengah proses belajar, meskipun kepala sekolah telah meminta agar penagihan ditunda hingga KBM selesai. Namun, permintaan tersebut diabaikan, dan penagihan tetap dilakukan di hadapan siswa dan guru lainnya.

Z mengakui adanya tunggakan cicilan sejak April akibat kesulitan ekonomi, namun ia menyatakan selama ini rutin melakukan pembayaran, meski terkadang tidak sesuai nominal. Bahkan, sebagai bentuk itikad baik, Z secara sukarela menyerahkan dua motor miliknya, yakni Yamaha Vixion dan Honda Vario, untuk menutupi kewajiban.

Ironisnya, selain dua kendaraan tersebut, petugas juga menyita berbagai barang pribadi lain yang tidak tercantum dalam perjanjian pinjaman maupun akta jaminan. Penyitaan dilakukan tanpa dasar hukum yang sah, seperti akta fidusia atau putusan pengadilan, yang jelas-jelas melanggar peraturan hukum dan prosedur yang berlaku.


Saat ini, kedua kendaraan tersebut telah dikembalikan, namun perlakuan para petugas tetap menjadi sorotan publik karena dianggap telah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) penagihan kredit.

Tak hanya itu, intimidasi juga dirasakan oleh istri Z. Salah satu petugas bahkan melontarkan pernyataan yang sangat tidak pantas saat mendatangi rumah korban:

“Kalau suami Anda mati, itu bisa selesai, Buk.”

Ucapan tersebut memicu trauma dan tekanan mental yang mendalam bagi istri Z, serta menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga.

Dampak yang Ditimbulkan:Psikologis: Trauma dan tekanan mental bagi keluarga korban,Sosial: Nama baik Z tercemar di lingkungan sekolah,Materiil: Aset disita tanpa dasar hukum yang sah,Reputasi Kredit: Tetap diklasifikasi sebagai kredit bermasalah meski sudah menyerahkan aset

Korban telah melaporkan kejadian ini ke Polsek Ngasem. Proses hukum tengah berjalan dan dikawal oleh dua lembaga swadaya masyarakat, yakni LSM Gerak dan LSM Gemah, yang mengecam keras praktik penagihan yang dinilai telah keluar dari koridor hukum dan etika.

Dalam keterangannya, Pak Wondo, perwakilan dari LSM Gerak, menegaskan:

"Kami akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas. Ada indikasi kuat pelanggaran hukum berupa pencemaran nama baik dan perampasan aset tanpa dasar hukum. Ini bukan hanya tentang satu korban, tapi tentang hak-hak konsumen yang harus dilindungi. Kami tidak akan berhenti sampai ada kepastian hukum."

Kasus ini diduga melanggar sejumlah ketentuan hukum pidana dan perdata, di antaranya:

KUHP Pasal 335 Ayat (1) ke-1: Perbuatan Tidak Menyenangkan

Penagihan utang secara paksa di sekolah yang menyebabkan tekanan psikis dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan tidak menyenangkan dan intimidasi.KUHP Pasal 368 Ayat (1): Pemerasan

Penyitaan barang di luar jaminan pinjaman tanpa dasar hukum yang sah bisa masuk unsur pemerasan, apalagi dilakukan dengan tekanan psikologis. KUHP Pasal 310 Ayat (1): Pencemaran Nama Baik

Tindakan mempermalukan korban di depan umum bisa berdampak hukum karena menyerang kehormatan pribadi.UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Melindungi hak konsumen untuk mendapat layanan yang adil, sopan, dan sesuai prosedur.UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

Penyitaan aset harus berdasarkan akta fidusia atau putusan pengadilan. Tanpa itu, tindakan penyitaan bersifat ilegal.POJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan

Melarang lembaga keuangan dan petugasnya melakukan penagihan dengan cara mengintimidasi, mempermalukan, atau melanggar etika.

Tuntutan Korban dan Pendamping:Pemulihan nama baik secara resmi,Kompensasi atas barang yang disita tanpa dasar hukum,Sanksi terhadap oknum petugas penagih,Audit menyeluruh terhadap SOP penagihan di BPD Kediri

Kasus ini menjadi peringatan keras terhadap praktik penagihan utang yang tidak manusiawi dan tidak sesuai hukum. Jika benar terjadi pada Z, bukan tidak mungkin ada nasabah lain yang mengalami hal serupa namun memilih diam karena takut atau tidak tahu haknya.

Z menempuh jalur hukum bukan semata untuk membela diri, tetapi sebagai langkah memperjuangkan keadilan dan perlindungan bagi konsumen kecil yang sering terpinggirkan.

(RED.TIM)

Sindikat Copet Lintas Provinsi Dibekuk Satreskrim Polres Kediri Kota, Berencana Beraksi ke Bali

    


Kediri,  rekamjejaksite  – Kepolisian Resor Kediri Kota bergerak cepat menanggapi video viral pencopetan yang terjadi di Golden Swalayan pada Sabtu (7/6). Tak butuh waktu lama, empat orang pelaku berhasil ditangkap oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) pada Selasa (10/6).

Keempat tersangka diketahui berasal dari berbagai daerah. Di antaranya adalah Nunung (50) dan Djaitun (60) dari Surabaya, Markamah (49) dari Tuban, serta Situmorang (32) asal Gorontalo. Mereka merupakan jaringan spesialis copet lintas kota yang telah beraksi di sejumlah wilayah seperti Madiun, Surakarta, Yogyakarta, dan Surabaya.

AKP Cipto Dwi Leksana, Kasatreskrim Polres Kediri Kota, menjelaskan bahwa para pelaku telah menyusun rencana matang sebelum melancarkan aksinya. Bahkan, pencopetan di Kota Kediri sudah dirancang sejak mereka masih berada di Surabaya.

Dengan menyewa mobil lewat aplikasi secara offline, keempat pelaku menuju Kediri dan mulai menjalankan aksinya di Kediri Town Square. Di lokasi tersebut, mereka berhasil mencuri sebuah dompet berisi uang tunai Rp100 ribu, tiga STNK, satu kartu ATM, dan KTP milik korban. Barang-barang tersebut kemudian dibuang dalam kantong kresek hitam di sekitar area Golden Swalayan dan ditemukan oleh satpam.

Tak berhenti di situ, komplotan ini melanjutkan aksinya di Golden Swalayan. Di tempat ini, mereka menggasak uang Rp2,6 juta dan beberapa dokumen pribadi korban. Aksi mereka sempat terekam dan menyebar luas di media sosial. Seusai beraksi, mereka bergeser ke Kediri Mall, namun tidak menemukan target yang sesuai.

Setelah meninggalkan Kediri, mereka beralih ke Madiun dan kemudian Surakarta, di mana rekaman aksi mereka kembali mencuat di internet. Dalam salah satu video, Nunung tampak beraksi tanpa mengenakan masker. Komplotan ini juga sempat melakukan pencopetan di Jogjakarta sebelum kembali ke Surabaya.

“Keempatnya diamankan pada Selasa (10/6) dan resmi ditahan pada Rabu (12/6),” ungkap AKP Cipto.

Pengungkapan kasus ini berawal dari penelusuran rekaman CCTV yang menunjukkan aksi para pelaku. Dari penyelidikan lanjutan, diketahui bahwa Nunung merupakan residivis yang telah terlibat dalam enam kasus pencopetan dan satu kasus narkoba. Sementara Djaitun memiliki lima catatan kriminal terkait pencurian. Markamah juga sempat terlibat kasus pencurian susu di wilayah Papar, Kabupaten Kediri. Sedangkan Situmorang tercatat belum pernah terlibat aksi kriminal sebelumnya.

Berkat kerja cepat tim buser, Nunung berhasil ditangkap di kediamannya di Surabaya. Dari keterangan Nunung, polisi kemudian mengamankan Markamah dan Situmorang di sebuah apartemen di kota yang sama. Djaitun ditangkap terakhir di rumahnya.

Polisi menyebutkan bahwa jika penangkapan tidak dilakukan secepatnya, sindikat ini sudah merencanakan aksi lanjutan di Bali. Bahkan, mereka telah menyiapkan mobil travel untuk menuju pulau dewata dan berencana beraksi selama satu bulan.

Atas perbuatannya, keempat pelaku dijerat dengan Pasal 362 dan/atau Pasal 363 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman hukuman hingga tujuh tahun penjara.

Skema Aksi Sindikat Copet di Golden Swalayan:

  • Nunung dan Djamiatun mengapit korban yang tengah berbelanja.

  • Nunung berdiri di sisi kanan, sedangkan Djamiatun di kiri.

  • Situmorang dan Markamah berpura-pura menjadi pembeli dan memantau situasi sekitar.

  • Saat korban lengah, Nunung membuka ritsleting tas korban dan mengambil dot bayi serta dompet.

  • Dot bayi dikembalikan ke dalam tas, sedangkan dompet dibawa kabur.

  • Mereka keluar lewat kasir nomor 5 dan melanjutkan perjalanan ke Kediri Mall.

(red.al)

Persik Kediri Lakukan Perombakan Skuat, Sejumlah Pemain Tinggalkan Klub dan Dilirik PSIM Yogyakarta

    


Kediri,   rekamjejaksite  – Persik Kediri mulai melakukan pembenahan tim jelang musim Liga 1 2025/2026. Sejumlah pemain, baik lokal maupun asing, resmi dilepas oleh manajemen klub berjuluk Macan Putih ini. Beberapa dari mereka bahkan santer dikabarkan merapat ke klub promosi PSIM Yogyakarta hingga klub besar seperti Persib Bandung.

Teranyar, Jumat (13/6/2025) sore, Persik Kediri mengumumkan perpisahan dengan salah satu penyerangnya, Riyatno Abiyoso. Lewat unggahan di media sosial resminya, manajemen menyampaikan ucapan terima kasih atas dedikasi sang pemain.

"Terima kasih telah menjadi bagian dari kekuatan lini serang Macan Putih, Riyatno Abiyoso. Sekali ungu, tetap ungu!" tulis @persikofficial.

Abiyoso disebut-sebut bakal melanjutkan karier di PSIM Yogyakarta. Rumor ini pertama kali dihembuskan akun sepak bola nasional @transfernews_ft1, yang menyebut sang winger akan berseragam Laskar Mataram untuk kompetisi musim depan. Informasi tersebut juga didukung oleh beberapa akun bola lainnya seperti @liga_dagelann dan @gosballfc.

Selain Abiyoso, dua nama lain yang turut diumumkan hengkang pada malam harinya adalah Dede Sapari dan Ousmane Fane. Kedua pemain tersebut juga mendapat penghormatan dari klub atas pengabdian mereka.

"Dua pejuang yang memberikan segalanya untuk lambang di dada. Terima kasih, Dede Sapari & Ousmane Fane," bunyi pernyataan resmi klub.

Sehari sebelumnya, Persik juga merelakan kepergian Hamra Hehanussa. Nama Hamra dikaitkan dengan kepindahan ke Persib Bandung. Kabar ini diperkuat oleh unggahan akun Twitter @indostransferFC yang mengaitkan namanya dengan beberapa nama besar lain seperti Saddil Ramdani dan Alfeandra Dewangga.

Menurut situs Transfermarkt, tingkat kemungkinan kepindahan Hamra ke Persib telah mencapai 72 persen.

Daftar Lengkap Pemain yang Telah Hengkang dari Persik Kediri (Per Jumat, 13 Juni 2025):

  1. Ramiro Fergonzi
    Resmi hengkang pada 5 Juni 2025. Pemain asal Argentina ini menyelesaikan musim dengan torehan 9 gol dan 1 assist dari 29 penampilan.

  2. Ze Valente
    Gelandang asal Portugal ini dilepas pada 11 Juni. Ia dirumorkan telah menyepakati kontrak dengan PSIM Yogyakarta. Dengan 9 gol dan 5 assist musim ini, Valente dianggap menjadi sosok penting di lini tengah Laskar Mataram musim depan.

  3. Brendon Lucas & Didik Wahyu
    Keduanya resmi dilepas pada tanggal yang sama dengan Valente, yakni 11 Juni 2025.

  4. Hamra Hehanussa
    Bek serba bisa ini dirumorkan segera bergabung dengan Persib Bandung.

  5. Majed Osman & Geril Kapoh
    Kedua pemain ini diumumkan berpisah pada Kamis (12/6/2025). Mereka diberi ucapan terima kasih atas kontribusinya bersama Persik.

  6. Riyatno Abiyoso
    Dikabarkan akan menjadi bagian dari PSIM Yogyakarta.

  7. Dede Sapari
    Bek kiri andalan ini juga diisukan sedang dalam radar PSIM. Akun @serdadumerahputih_1945 menyebutnya sebagai “bek Terong Timur yang didekati Biru Istimewa”.

  8. Ousmane Fane
    Gelandang bertahan asal Prancis ini juga resmi berpisah dari klub.

Dengan banyaknya pemain yang meninggalkan tim, Persik Kediri diprediksi akan mendatangkan sejumlah pemain anyar dalam waktu dekat. Perombakan besar-besaran ini menjadi bagian dari strategi manajemen untuk menyusun skuat yang lebih kompetitif di musim mendatang.(red.al)

Evaluasi Besar-Besaran, Persik Kediri Lepas Sejumlah Pemain Termasuk Kapten Ze Valente

    


Kediri,  rekamjejaksite  – Usainya kompetisi BRI Liga 1 musim 2024/2025 menjadi momentum evaluasi besar bagi Persik Kediri. Klub berjuluk Macan Putih itu resmi melepas sejumlah pemain, baik lokal maupun asing, termasuk sang kapten Ze Valente.

Ze Valente yang sebelumnya didatangkan melalui status pinjaman dari Persebaya Surabaya sejak paruh musim 2023/2024, dipastikan tidak akan kembali memperkuat Persik. Selain Valente, bek tangguh asal Brasil Brendon Lucas juga tak diperpanjang masa baktinya. Selama musim ini, Brendon mencatatkan 19 penampilan dan berhasil mencetak satu gol.

Nama lain yang juga masuk dalam daftar pemain keluar adalah Didik Wahyu. Bek yang baru bergabung dari Persikabo di awal musim ini juga tak dipertahankan.

Manajer tim Persik Kediri, Muhammad Syahid Nur Ichsan menuturkan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi menyeluruh yang dilakukan sejak kompetisi usai.

“Evaluasi tak hanya menyasar sektor pemain saja, tetapi juga tim pelatih dan ofisial lainnya. Semua langkah kami dasarkan pada kinerja serta kebutuhan tim untuk masa depan,” jelas Ichsan, Jumat (13/6/2025).

Menurutnya, perubahan ini adalah bagian dari proses peremajaan tim demi performa yang lebih kompetitif di musim mendatang. Ia juga menyatakan, pihak manajemen masih menunggu kejelasan jadwal Liga 1 musim 2025/2026.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas pengabdian Ze Valente, Brendon Lucas, dan Didik Wahyu selama berseragam Persik. Semoga mereka sukses dalam perjalanan karier berikutnya,” tambahnya.

Tak hanya tiga nama tersebut, Persik juga memastikan perpisahan dengan tiga pemain lainnya, yakni Hamra Hehanussa, Geril Kapoh, dan Majed Osman.

Hamra dikenal sebagai pilar pertahanan selama ini, sementara Geril berposisi sebagai penjaga gawang cadangan. Majed Osman sendiri adalah pemain asing di sektor depan yang baru direkrut di awal musim namun diputuskan tak lanjut.

Ichsan menegaskan bahwa perputaran pemain adalah hal wajar dalam dunia sepak bola. Ia menyebut keputusan-keputusan tersebut tak hanya berdasar kontribusi di atas lapangan, namun juga pada aspek kebutuhan tim secara keseluruhan.

“Kami dikenal sebagai klub yang berani memberi kesempatan bagi pemain-pemain lokal kurang dikenal, dan nyatanya beberapa bisa berkembang luar biasa. Contohnya Kelly Sroyer yang kami rekrut dari Liga 2 dan kini menjadi bagian timnas U23,” ungkapnya.

Ia juga menyinggung nama M. Khanafi, yang dulunya bermain di Liga 3 namun kini mampu menjadi andalan Macan Putih.

Proses evaluasi, lanjut Ichsan, akan terus berlanjut. Pemain yang keluar nantinya pasti akan digantikan dengan yang baru, menyesuaikan kebutuhan tim ke depan.

“Untuk saat ini kami masih fokus pada evaluasi internal sambil menanti kepastian jadwal kompetisi musim depan,” pungkasnya.

Seleksi Jalur Karakteristik SMP di Kota Kediri Masuki Hari Kedua, Orang Tua Masih Terkendala Teknis

    


Kediri, rekamjejaksite  – Proses seleksi dan verifikasi berkas untuk jalur prestasi karakteristik dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP di Kota Kediri terus berlangsung. Memasuki hari kedua, antusiasme peserta tampak masih tinggi, terlihat dari banyaknya siswa dan orang tua yang mendatangi sekolah tujuan.

Namun, di tengah proses tersebut, sejumlah orang tua mengaku masih mengalami kendala saat melakukan pendaftaran secara daring. Yeni, salah satu wali murid asal Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, misalnya, menyebut kesulitan saat mengunggah dokumen melalui sistem online.

“Saya ini kurang paham teknologi, apalagi sekolah asal anak saya dari kabupaten, jadi tidak bisa banyak membantu. Saya cari tahu sendiri lewat internet,” ungkapnya saat mendampingi putrinya mengikuti proses verifikasi bakat seni di SMPN 5 Kediri, Jumat (13/6/2025).

Yeni memilih jalur karakteristik karena nilai akademis anaknya belum mencukupi untuk bersaing lewat jalur prestasi nilai. Beruntung, sang anak memiliki kemampuan bermain piano sehingga bisa mencoba peruntungan di jalur bakat.

“Setelah saya baca-baca di website sekolah, ternyata jalur ini terbuka dan bisa dicoba,” tuturnya.

Untuk diketahui, pelaksanaan seleksi jalur karakteristik ini berlangsung sejak 12–14 Juni 2025. Namun, SMP Negeri 5 Kediri hanya membuka jadwal verifikasi selama dua hari. Pada hari pertama, seleksi diikuti oleh siswa berbakat di bidang akademik dan olahraga. Sedangkan hari kedua diperuntukkan bagi siswa yang memiliki talenta di bidang seni dan keagamaan.

“Ini kami atur agar tidak terlalu padat dan tim penguji bisa fokus menilai sesuai bidang keahlian masing-masing,” jelas Sundari, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 5 Kediri.

Selama dua hari, tercatat sekitar 272 siswa dijadwalkan mengikuti seleksi dan verifikasi. Meski demikian, pihak sekolah tetap menyiagakan tim verifikator hingga Sabtu (14/6/2025), mengantisipasi jika masih ada siswa yang datang di hari terakhir.

“Meski secara teknis kami hanya dua hari, tapi kami tetap standby di hari ketiga,” tegas Sundari.

Dalam proses seleksi, verifikasi tak hanya melibatkan dokumen tertulis, tetapi juga mencocokkan dengan video unjuk bakat yang dikirimkan peserta. Video dan sertifikat menjadi indikator utama dalam menilai kesesuaian bakat calon siswa.

“Ada dua tim, satu yang memeriksa kelengkapan data dan satu lagi yang menilai video bakat. Dari situ kami lihat apakah memang benar siswa memiliki kompetensi sesuai yang diklaim,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri M. Anang Kurniawan melalui Kabid Pendidikan Dasar, Achmad Wartjiantono, menyampaikan bahwa jalur prestasi karakteristik ini merupakan alternatif bagi siswa yang belum lolos di jalur prestasi dinas.

“Jumlah pendaftar untuk jalur ini mencapai 2.427 anak yang tersebar di sembilan SMP negeri di Kota Kediri,” kata pria yang akrab disapa Anton.

Hasil seleksi jalur karakteristik ini rencananya akan diumumkan pada 19 Juni 2025 mendatang. Jalur ini menjadi harapan bagi siswa dengan talenta non-akademik untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan di sekolah negeri favorit.(red.al)

Gua Selomangleng Kediri Bebas Lumut dan Coretan, Upaya Pelestarian Terus Dilakukan

    



Kediri, rekamjejaksite   – Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) melakukan aksi pembersihan terhadap Gua Selomangleng, salah satu situs bersejarah yang menjadi ikon wisata budaya di Kota Kediri. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan lumut serta vandalisme berupa coretan-coretan tak bertanggung jawab di dinding gua.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian cagar budaya dan peningkatan kenyamanan pengunjung. Sejumlah petugas tampak membersihkan permukaan batu gua yang sebelumnya tertutup lumut licin dan noda cat semprot dari aksi vandalisme.

“Pembersihan ini merupakan agenda rutin sekaligus bentuk kepedulian terhadap situs sejarah yang memiliki nilai penting bagi masyarakat Kediri,” ujar Kepala Disbudparpora Kota Kediri, Zaini.

Ia menambahkan, Gua Selomangleng bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga peninggalan bersejarah yang perlu dijaga keasliannya. Oleh sebab itu, pihaknya tak hanya fokus pada aspek kebersihan fisik, tetapi juga terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat agar tidak merusak kawasan tersebut.

Selain membersihkan bagian luar dan dalam gua, petugas juga melakukan perawatan pada area sekitar seperti tangga akses, pepohonan, dan papan informasi wisata.

“Kami mengimbau pengunjung untuk tidak mencoret atau meninggalkan sampah. Jika ingin berkontribusi, cukup dengan menjaga kebersihan dan menghormati situs ini sebagai warisan leluhur,” tegas Zaini.

Pemerintah juga akan mempertimbangkan pemasangan kamera pengawas (CCTV) dan menambah personel pengamanan di lokasi tersebut untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Gua Selomangleng selama ini dikenal sebagai destinasi wisata sejarah yang menyimpan kisah legenda Putri Dewi Kilisuci, dan menjadi tujuan favorit wisatawan lokal maupun luar kota. Dengan pembersihan ini, diharapkan kawasan Gua Selomangleng semakin nyaman dan menarik untuk dikunjungi.(red.al)

Gua Selomangleng Kediri Jalani Konservasi Perdana, Bersih dari Jelaga dan Coretan

    


Kediri,  rekamjejaksite  – Gua Selomangleng, salah satu situs sejarah di Kota Kediri, kini menjalani proses konservasi perdana yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur. Kegiatan ini menyasar pembersihan bagian dalam gua dari jejak jelaga, lilin, dan aksi vandalisme yang menempel di permukaan batu.

Konservasi dimulai sejak Selasa (10/6) lalu. Pamong Budaya Ahli Pertama BPK Wilayah XI, Ira Fatmawati menjelaskan bahwa fokus utama dari kegiatan ini adalah membersihkan dinding dan area gua yang selama ini digunakan untuk kegiatan ritual. Banyak ditemukan tumpukan jelaga bekas dupa serta residu lilin yang menempel cukup tebal di dinding gua.

“Selama ini belum pernah dilakukan pembersihan secara khusus, jadi kondisinya cukup parah. Jelaga dan sisa lilin menumpuk karena seringnya aktivitas ritual di sana,” kata Ira.

Dalam proses pembersihan itu, tim konservasi juga mendapati adanya coretan berupa tulisan dan gambar berwarna yang sebelumnya tak tampak karena tertutup jelaga.

“Vandalisme ini muncul setelah jelaga kami bersihkan. Artinya, posisinya berada di bawah lapisan jelaga. Hal ini tidak kami duga sebelumnya,” jelasnya.

Selain interior gua, tim konservasi juga merawat bagian luar atau fasad gua. Area sekitar diketahui dipenuhi pertumbuhan lumut, alga, dan tanaman kecil seperti paku-pakuan. Bila dibiarkan, keberadaan organisme ini dapat mengikis batuan dan mempercepat kerusakan.

Untuk mengatasinya, tim menggunakan metode ramah lingkungan. Pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan larutan alami berbahan minyak atsiri sereh wangi sebanyak 10 persen. Setelah lumut dan lichen mati, barulah dilakukan pembersihan lanjutan secara mekanik menggunakan air.

Sementara untuk menghilangkan noda membandel, seperti jelaga, pihaknya memilih menggunakan white spirit setelah melalui serangkaian uji coba pelarut. Sedangkan cat dari vandalisme dibersihkan memakai ethyl acetate dengan teknik penyikatan. Lilin sendiri diangkat secara manual.

“Semua proses mengacu pada SOP konservasi agar tidak merusak struktur asli situs,” ujar Ira.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, Zachrie Ahmad, menyampaikan bahwa upaya konservasi ini merupakan hasil koordinasi yang sudah lama dirintis. Menurutnya, permintaan dari Pemerintah Kota Kediri terkait konservasi Gua Selomangleng telah disampaikan sejak 2018 lalu.

“Karena antrian konservasi di BPK cukup panjang, akhirnya kita baru mendapat giliran sekarang,” ungkap Zachrie.

Ia berharap setelah proses ini, Gua Selomangleng bisa menjadi destinasi sejarah yang lebih bersih dan terawat, serta memberikan edukasi yang lebih baik bagi pengunjung. (red.al)

© Copyright 2022 - Rekam Jejak

Add JavaScript